ID OBJEK : PO2019041100637
KEBERADAAN
ALAMAT : Jl. Stasiun No 1
DESA/KELURAHAN : Baros
KECAMATAN :Cimahi Tengah
KABUPATEN / KOTA : Cimahi
PROVINSI : Jawa Barat
KODE POS : 40521
KOORDINAT GEOGRAFIS
LAT :6°53’9.009”
LON :107°32’ 7”
KETINGGIAN :723 mdpl
BATAS BATAS
UTARA :Jl Stasion
SELATAN :Rel Kereta Api & PertokoanMiliter (Dustira)
TIMUR :Perumahan TNI
BARAT :PertokoanMiliter
UKURAN
PANJANG : -
LEBAR : -
TINGGI : -
L. BANGUNAN :1800 m2
L. LAHAN :4400 m2
BAHAN :Batu Bata, Pasir, Semen. Kayu, Batu Kali, Atap Genting
PERIODE/MASA : Islam/Kolonial
KONDISI SAAT INI : Terawat
SEJARAH :
Wilayah Cimahi mulai dikenal sebagai sejak tahun 1811 saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Herman Willem Daendels memimpin proyek pembangunan Jalan Raya Pos Anyer–Panarukan. Pada saat itu Daendels menugasi para pekerja paksa mendirikan pospen jagaan di dekat tempat yang kelak merupakan Alun-alun Cimahi. Rencana menumbuhkan wilayah tersebut telah dirintis sejak dekade 1880-an dengan membuat rencana kota militer Cimahi dan pusat pemerintahan di Kota Bandung. Rencana ini kemudian dimulai dengan mendirikan Stasiun Cimahi. Pembangunan stasiun ini diprakarsai oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Stasiun ini mulai beroperasi penuh pada tanggal 17 Mei 1884, bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Padalarang–Bandung. Setelah dibangunnya stasiun ini, pada tahun 1886, Cimahi di desain menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan tangsi militer yang mendukung pusat militer di Bandung. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para tentara dan keluarganya diberi fasilitas seperti perumahan-perumahan militer, rumah sakit militer, lapangan tembak, Gedung pertemuan, bioskop, gereja, kompleks pemakaman, kolam renang, dan terdapat rumah tahanan militer di stasiun ini. Kawasan militer ini pun mulai terwujud sepenuhnya pada tahun 1896
DESKRIPSI :
Stasiun Cimahi adalah stasiunkereta api kelas besar tipe C yang terletak di Baros, Cimahi Tengah, Cimahi, tepatnya di Jalan Stasiun, Kota Cimahi. Stasiun yang terletak pada ketinggian +723 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dan menjadi stasiun satu-satunya yang ada di Kota Cimahi.. Di dekat stasiun ini terdapat RS TNI AD Dustira, Gereja Katolik Santo Ignatius, dan SMP Negeri 2 Cimahi. Sebagai stasiun besar, hampir semua perjalanan kereta api yang melewat irute Bandung–Padalarang berhenti di stasiun ini, kecuali KA Argo Parahyangan (KA 27 jadwal sore tujuan Gambir dan KA 36F fakultatif jadwal malam tujuan Bandung) dan KA Pangandaran. Stasiun ini semula memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 1 dan 2 sebagai sepur lurus, namun hanya jalur 1-4 saja yang sering digunakan, sehingga hanya tersisa empat jalur. Arsitektur stasiun ini pada bagian dalam nya serupa dengan stasiun-stasiun SS yang lain (Indische Empire), tetapi tampak depannya tampil berbeda. Karakter vernacular stasiun ini sangat menonjol, dapat dilihat dari penggunaan simetri pada fasad tampak depan dengan pintu keberangkatan utama berada di tengah-tengah bangunan. Bangunan utama stasiun ini tidak memiliki pilar. Jendela tampak klasik dengan jalur besi berbentuk ornament geometris setengah lingkaran pada bagian ventilasi, khasdari SS, sedangkan jendela jalusi di bawahnya terbuat dari kayu. Atap sudah menyesuaikan bentuknya dengan iklim tropis Hindia Belanda dan memiliki jurai. Sifat-sifat stasiun sebagai fasilitas umum dapat dilihat dari tidak adanya tangga teras dan pagar serambi. Bila dibandingkan dengan Gedung The Historich (Societeitvoor Officieren) yang terletak di sebelah timur laut kompleks stasiun, memanfaatan stasiun lebih bersifat public dari pada fungsi The Historich yang cenderung privat, sehingga arsitektur yang dipilih untuk bangunan tersebut adalah Neoklasik.
PEMILIK : PT Kereta Api Indonesia
RIWAYAT PEMILIK :Awal sejak tahun 1811 saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda.Saat ini dimiliki Oleh PT. Kereta Api Indonesia
PENGELOLA : PT Kereta Api Indonesia